Sabtu, 07 November 2009

SEGMENTASI WARTEG

SEGMENTASI WARTEG

Warung tegal atau yang sering disebut warteg merupakan suatu tempat makan yang mempunyai ciri khas kesederhanaan. Warteg merupakan salah satu andalan bagi sebagian warga Jakarta atau bahkan masyarakat Indonesia. Warteg adalah tempat makan dimana terdapat berbagai menu khas masakan Indonesia yang mempunyai cita rasa yang tinggi. Selain ciri khas nya yaitu kesederhanaan, warteg mempunyai ciri lain yaitu harganya yang murah. Bisa dikatakan warteg merupakan tempat makan yang murah meriah, kenapa bisa dikatakn begitu karena warteg pada umumnya ditujukan kepada orang-orang atau masyarakat yang mempunyai penghasilan menengah kebawah.


Namun diluar itu, tidak sedikit warteg yang dapat berdiri hingga mencapai kesuksesan dimana pemiliknya dapat membuka warteg baru atau cabang baru untuk meningkatkan penghasilan. Pemilik warteg harus pintar-pintar dalam mencari peluang yaitu khususnya mengenai tempat usaha. Seperti kita ketahui sebelumnya bahwa warteg merupakan suatu tempat makan yang mempunyai ciri khas kesederhanaan serta identik dengan harganya yang murah, maka warteg sendiri daapat kita temui di tempat-tempat yang dipenuhi orang-orang atau masyarakat yang mempunyai penghasilan menengah kebawah.



Melihat kenyataan tersebut, pemilik warteg akan membuka usahanya di lokasi dimana terdapat banyak orang-orang atau masyarakat yang berpenghasilan menengah kebawah, seperti di pinggiran jalan, di dekat sekolah atau kampus, di pasar atau bahkan di daerah perumahan yang rata-rata penduduknya berpenghasilan menengah kebawah. Kita mungkin jarang sekali atau bahkan tidak pernah melihat warteg yang berlokasi di tempat yang bisa dibilang mewah, seperti di perumahan elite, di jalan-jalan utama, maupun di dalam mol.


Dengan ini bisa dikatakan bahwa pemilik warteg mensegmentasikan usahanya berdasarkan tingkat penghasilan dan lokasi yang masing-masing masuk ke dalam segmentasi berdasarkan demografi dan geografi. Bagi masyarakat yang mempunyai penghasilan menengah ke bawah, warteg merupakan salah satu alternatif penting dalam mencari pilihan tempat makan. Selain karena faktor harga, mungkin faktor lainnya yaitu kemudahan dalam mendapatkan lokasinya, karena bagi masyarakat berpenghsilan menengah ke bawah, warteg dapat ditemui di sekitarnya seperti di dekat rumah, tempat kerja atau mungkin dimana saja di daerahnya sehingga tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk ”ongkos” untuk mencari tempat makan.


Namun, bagi orang-orang atau masyarakat yang mempunyai penghasilan menengah ke atas makan di warteg merupakan hal yang tidak lumrah, selain masalah prestise, tingkat kenyamanan juga masuk ke dalam penilaian sendiri bagi mereka yang berpenghasilan menengah ke atas. Mungkin bagi mereka, warteg identik dengan kotor yang kebersihannya tidak bisa dijamin. Karena mereka berpenghsilan menengah ke atas, maka, faktor murahnya harga makanan di warteg bukan merupakan salah satu daya tarik, karena bagi mereka harga tidak menjadi pertimbagan mereka dalam memilih tempat makan.


Namun demikian hingga kini warteg masih dapat bertahan. Walaupun berbagai tempat makan sudah berjamur dimana-mana, baik yang menawarkan kemewahan, cita rasa tinggi, tingkat kenyamanan bahkan berbagai konsep baru yang ditawarkan untuk menarik pelanggan. Ini semua mungkin dikarenakan warteg masih mempunyai ”pelanggan” yang setia untuk tetap bertahan di masa sekarang. Selain itu alasan warteg masih tetap bertahan di masa sekarang karena warteg mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh tempat makan lainnya, yaitu kesederhanaan serta harganya yang identik dengan murah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar